Sunday, January 26, 2014

Hitler diklaim meninggal di Brasil pada 1984

Hitler diklaim meninggal di Brasil pada 1984
Reporter : Vincent Asido Panggabean | Minggu, 26 Januari 2014 16:12





Gambar ini diklaim membuktikan Hitler tinggal di kota kecil Nossa Senhora do Livramento bersama pacarnya Cutinga. dailymail.co.uk

Merdeka.com - Dia diyakini telah meninggal setelah menembak dirinya sendiri di sebuah bunker di Berlin, Jerman, pada 1945 ketika menyadari Jerman telah kalah dalam Perang Dunia II.

Tapi sebuah buku terbaru membuat klaim mengejutkan dengan menyatakan Adolf Hitler sebenarnya melarikan diri dari persembunyiannya dan meninggal dalam penyamaran pada 1984 di sebuah kota kecil di Brazil, di perbatasan dengan Bolivia, dan itu bisa dibuktikan dengan sebuah gambar, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Minggu (26/1).

Tidak hanya itu, penulis buku itu yakin sang Fuhrer melarikan diri ke Argentina dan Paraguay sebelum akhirnya menetap di Negara Bagian Mato Grosso, Brasil, untuk berburu harta karun, dengan sebuah peta diberikan oleh sekutu Vatikan.

Sebagai bagian dari taktik rumitnya untuk menghindari deteksi, Hitler juga dikatakan memiliki hubungan dengan seorang wanita kulit hitam disebut Cutinga, yang dimaksudkan untuk membuktikan bahwa dia juga bisa tidak menjadi seorang diktator yang membenci siapa saja bukan dari bangsa Arya.

Mahasiswa pascasarjana Simoni Renee Guerreiro Dias telah menguraikan teori anehnya, mengklaim Hitler benar-benar meninggal di umur 95 tahun.

Buku itu, dengan judul 'Hitler di Brasil - Kehidupan dan Kematiannya', menantang pandangan yang ada sebelumnya bahwa sang diktator menembak dirinya sendiri di dalam bunker di Berlin pada 30 April 1945.

Simoni mengklaim Hitler mungkin hidup sebagai Adolf Leipzig di kota kecil Nossa Senhora do Livramento, 30 kilometer dari Ibu Kota Mato Grosso, Cuiaba.

Simoni, seorang warga Brasil dari Cuiaba, mengatakan Leipzig dikenal warga lokal sebagai 'si Jerman Tua'.

Simoni saat ini berencana untuk melakukan tes DNA dari kerabat Hitler tinggal di Israel, setelah diberi izin untuk menggali kuburan Adolf Leipzig dari tempat peristirahatan terakhirnya di Nossa Senhora do Livramento.

Mahasiswa jurnalistik itu telah menghubungkan dugaan kedatangan Fuhrer ke daerah itu dengan tawaran dari Vatikan atas hak kepemilikan temuan harta karun Yesuit di sebuah gua di dekat rumah adopsinya.

Dia menunjukkan dalam bukunya itu bahwa Leipzig adalah tempat kelahiran komposer favorit Hitler, Bach.

Simoni mengatakan kecurigaan dirinya tentang Adolf Leipzig meningkat setelah dia melakukan rekayasa foto (photoshopped) sebuah kumis pada gambar kasar dia peroleh dan membandingkannya dengan foto-foto dari sang pemimpin Nazi itu.

Namun, akademisi di Brasil tidak mengakui teori Hitler hidup dan meninggal di Nossa Senhora do Livramento.

Candido Moreira Rodrigues, seorang profesor sejarah di Universitas Mato Grosso Federal mengatakan, 'Tidak ada yang baru dari orang yang mengklaim sebagai sejarawan muncul dengan teori-teori paling jauh jangkauannya tentang Hitler menyatakan dia tinggal di Amerika Selatan dan kemudian meninggal di salah satu negara di wilayah ini.'

Sebanyak 10 ribu Nazi melarikan diri setelah perang, termasuk tokoh terkenal seperti Adolf Eichmann dan Josef Mengele.

Para penyidik menyelidiki kematian Hitler terhambat oleh kurangnya bukti fisik atas kematiannya.

Kabar lain juga menyatakan bahwa Hitler tidak mati dalam bunker di Berlin ketika sebuah tes DNA pada 2009 terhadap fragmen tengkorak ditemukan di dekat bunker ternyata milik seorang wanita.

Rochus Misch, mantan pengawal Adolf Hitler, yang dikatakan sebagai orang terakhir yang melihat detik-detik terakhir sang Fuhrer di Jerman, meninggal September lalu di usianya ke-96 tahun.

Misch, yang hidup dengan Hitler dan gundiknya di dalam perlindungan bawah tanah mereka sebagaimana pasukan sekutu menutup bunker itu, mengatakan sebelum kematiannya dia melihat Hitler merosot dengan kepala di atas meja setelah mendengar tembakan dari balik pintu tertutup.