Sunday, January 20, 2013

Market Mechanisms in Islamic Economics / Mekanisme Pasar dalam Ekonomi Islam


Market Mechanisms in Islamic Economics
by: irzu Author: m Maftuh

In Islamic economics have determined a few things about the principles
market mechanisms, namely:

a. The principle of free market-determined prices, the Prophet Muhammad was not
advocating any interference in the process of determining the price is good
by the state and the individual, if the price is high because of a
because that is not engineered, then it is sunnah Alla> h. this
have something in common with conventional economic theory:
عن انس قال: غلا السعر على عھد رسول لله ص. م. فقالوا: یا رسول لله سعر لنا
فقال: ان لله ھو المسعر القابض الباسط الرازق وانى لارجو ان القي ربى ولیس احد
منكم یطلبنى بمظلمة فى دم ومال (رواه الترمذى والدارقطنى)
Meaning: It was narrated from Anas RA., He said: Once the condition
price of goods at the time of the Prophet unexpectedly high SAW., the
companions to the prophet SAW said: "O Messenger of Allah, determine the price
for us "He replied:" Verily, Allah is the determinant of the price,
Most hold, and the Supreme giver of sustenance, I was expecting when I
Lord met no one of you sue for
injustice in the blood (QIS} a> s}) and treasure "(Narrated by al-Turmu> dhi and al-Da> r
QUT} ni).

b. Besides refusing to intervene the market, the Prophet forbade
actions that disrupt the market conditions. Islam requires
fair and current market transactions executed on the basis of honesty and
justice, so the accumulation action forbidden by Islam:
عن سعید بن مسیب عن معمر بن عبد لله عن رسول لله ص. م. قال: لا یحتكر الا
خاطئ (رواه مسلم)
Meaning: It was narrated from Sa'eed bin Musayyab of Mu'ammar bin
'Abdullah that the Prophet SAW. He said: "No one is
hoarding goods unless the wrongdoers "(Narrated by Muslim).
50th
قال رسول لله ص. م. : من احتكرحكرة یرید ان یغلي بھا على المسلمین فھو خاطئ
(رواه احمد و الحاكم)
Meaning: Rasulullah SAW. He said: "Whoever
hoarding goods with the goal of becoming expensive for those people
Islam then he is making a mistake "(Narrated by Ahmad and Hakim).
Hoarding or ih {tika> r is the hold property in order to
expensive on the market. According to Siddiqui, the act of hoarding
divided into 2, namely: first, hoarding is allowed
hoarders who just take his time and effort to participate in
production, he immediately sold it when requests are more expensive,
so basically hoarders like this is meritorious, because it has been
maintain a market turnover of commodity scarcity. Second,
dumping is prohibited withhold goods from the market of
actual consumers, or mastering to create
artificial scarcity and eventually make a profit.
For mengcounter volatility in prices due to hoarding, Ibn
Taymiyyah allow price fixing (ta'si> r / fixed price), although
basically the majority of jurists prohibit price fixing by
The above hadith.

c. In addition to the above, the practice of speculation, collusion oligarchy, engineering
information on the market expressly forbidden in Islamic economics:
عن سلیمان بن یسار عن ابى ھریرة انھ قال امروان: ا حللت بیع الربا? فقال مروان
: ما فعلت, فقال ابو ھریرة: احللت بیع الكاك وقد نھى رسول لله ص. م. عن بیع
الطعام حتى یستوفى, قال: فخطب مروان الناس فنھى عن بیعھاز. قال سلیمان:
فنظرت الى حرس یاءخذھا من ایدى الناس (رواه الدارقطنى)
Meaning: Narrated Sulaiman bin Yasar: that Abu Hurayrah
RA. asked Marwan (one of the Umayyad caliph):
"Do you justify selling system of usury?" Marwan replied:
"I did not do that." Abu Hurairah asked again: "Are you
justify selling the documents only? Though the prophet SAW.
prohibits selling food to be had. Then Marwan speech
and prohibit such sale (with documents only), Solomon
said: "I saw the guard who took it from
the hands of those who attend. "(Narrated by al-Da> r QUT} ni).
According A.H. Siddiqui, that in Islamic economics is not known a
without commodity trading, ie, every transaction must be ready objects
indeed, because the trade was not ready commodity
trade money with money, and so it will increase the
price only without any additional commodities and off goods in the market,
Such trading is an element of riba.
عن ابن یسیر قال: سمعت ابا ھریرة یقول: ان رسول لله ص. م. قال: لا تلقوا الجلب
فمن تلقى فاشترى منھ فاذا اتا سیده السوق فھو بالخیار (رواه البخارى و مسلم)
Meaning: It was narrated from Ibn Sirin, that he heard Abu
Hurairah says: Verily the Messenger of Allah has said:
"Do you guys traders intercepted trips (to buy merchandise
before it reached the market) Anyone who intercepted and buy
items from it, then when it got to the merchant market (and
know the actual price) then he has the choice between
cancel the sale and purchase on the journey or ratify "(Narrated by Bukhari
and Muslim).
Intercept the seller prior to the market is doing twit
against the seller or the closing market price information to the seller, it
is contrary to the principles of economic justice in Islam, one
one element is the creation of equity transactions for disclosure
sellers and buyers.

d. Established independent regulatory agencies; watchdog is
H {isbah institutions, during the Prophet Muhammad. This institution is still alive
run solely by him, the Prophet Muhammad. and out of the market
in addition to bermu'amalah to make ends meet as well
perform oversight functions. Economic Freedom in Islam is
freedom grounded in ethics and responsible. At the time of the
Companions also continued the practice of H {isbah institutions, 'Umar RA. lift
a market supervisor during his reign, and 'Umar RA. ever
said:
لا یدخلن احد سوقنا حتى یتفقھ فى الدین, او حتى یتفقھ فى البیوع والربا
"Someone banned from entering our market until he understands religion
Islam, or at least he understands the buying and selling procedures according to Islam and
understand the prohibition of usury. "
Thus the principle of Islamic economics eliminate the influence
economic power over the pricing mechanism. So basically even though
The Prophet gave teachings on pricing in the market system,
same time it also gives the basic framework of reliable markets,
frameworks that ensure market supply and demand cycle
are free to set individual attitude through ethical market
Published: December 26, 2011

Sources: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2242539-mekanisme-pasar-dalam-ekonomi-islam/


Dalam ekonomi Islam telah ditentukan beberapa hal tentang prinsip
mekanisme pasar, yakni :

a. Prinsip harga bebas yang ditentukan pasar, Nabi Muhammad SAW tidak
menganjurkan campur tangan apapun dalam proses penentuan harga baik
oleh negara maupun individual, bila memang harga tinggi karena suatu
sebab yang tidak direkayasa, maka hal tersebut adalah sunnah Alla>h. hal ini
memiliki persamaan dengan teori ekonomi konvensional :
عن انس قال : غلا السعر على عھد رسول لله ص.م. فقالوا : یا رسول لله سعر لنا
فقال : ان لله ھو المسعر القابض الباسط الرازق وانى لارجو ان القي ربى ولیس احد
منكم یطلبنى بمظلمة فى دم ومال (رواه الترمذى والدارقطنى)
Artinya : Diriwayatkan dari Anas RA., ia berkata : Suatu ketika kondisi
harga barang-barang mendadak mahal pada masa Rasulullah SAW., para
sahabat berkata kepada nabi SAW : “Wahai Rasulullah, tentukanlah harga
untuk kita ” Beliau menjawab :”Sesungguhnya Allah adalah Penentu harga,
Maha menahan, serta Maha pemberi rezeki, aku mengharapkan ketika aku
menemui Tuhanku tidak ada salah seorang dari kalian menuntutku karena
kezaliman dalam hal darah (qis}a>s}) dan harta”(HR. al-Turmu>dhi dan al-Da>r
qut}ni).

b. Disamping menolak melakukan intervensi pasar, Nabi SAW melarang
tindakan-tindakan yang mengacaukan kondisi pasar. Islam menghendaki
pasar berjalan wajar dan transaksi dilaksanakan atas dasar kejujuran dan
keadilan, sehingga tindakan penimbunan dilarang oleh Islam :
عن سعید بن مسیب عن معمر بن عبد لله عن رسول لله ص.م. قال : لا یحتكر الا
خاطئ (رواه مسلم)
Artinya : Diriwayatkan dari Sa’id bin Musayyab dari Mu’ammar bin
‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda : “Tidak ada orang yang
melakukan penimbunan barang kecuali pembuat kesalahan”(HR. Muslim).
50
قال رسول لله ص.م. : من احتكرحكرة یرید ان یغلي بھا على المسلمین فھو خاطئ
(رواه احمد و الحاكم)
Artinya : Rasulullah SAW. bersabda : “Barang siapa yang melakukan
penimbunan barang dengan tujuan menjadi mahal harganya bagi orangorang
Islam maka ia adalah pembuat kesalahan”(HR. Ahmad dan Hakim).
Penimbunan atau ih{tika>r adalah menahan harta dengan tujuan agar menjadi
mahal harganya di pasaran. Menurut Siddiqui, tindakan penimbunan
terbagi menjadi 2, yakni : pertama, penimbunan yang diperbolehkan adalah
penimbun yang hanya memanfaatkan waktu dan berpartisipasi pada upaya
produksi, ia segera menjualnya ketika ada permintaan yang lebih mahal,
sehingga pada dasarnya penimbun seperti ini adalah berjasa, karena telah
mempertahankan perputaran pasar dari kelangkaan komoditi. Kedua,
penimbunan yang dilarang adalah menahan barang dari pasaran dari
konsumen yang sesungguhnya, atau berusaha menguasainya agar tercipta
kelangkaan artifisial dan akhirnya mendapatkan keuntungan.
Untuk mengcounter bergejolaknya harga karena penimbunan, Ibn
Taymiyyah membolehkan pematokan harga (ta’si>r / fixed price), meskipun
pada dasarnya mayoritas ahli fikih melarang pematokan harga berdasarkan
hadith di atas.

c. Selain hal tersebut di atas, praktek spekulasi, kolusi oligarki, rekayasa
informasi di pasar dilarang tegas dalam ekonomi Islam :
عن سلیمان بن یسار عن ابى ھریرة انھ قال امروان : ا حللت بیع الربا ؟ فقال مروان
: ما فعلت, فقال ابو ھریرة : احللت بیع الكاك وقد نھى رسول لله ص.م. عن بیع
الطعام حتى یستوفى, قال : فخطب مروان الناس فنھى عن بیعھاز. قال سلیمان :
فنظرت الى حرس یاءخذھا من ایدى الناس (رواه الدارقطنى)
Artinya : Diriwayatkan dari Sulaiman bin Yasar : bahwasanya Abu Hurairah
RA. bertanya kepada Marwan (salah seorang khalifah Bani Umayyah) :
“Apakah Anda menghalalkan jual beli sistim riba?” Marwan menjawab :
”Aku tidak melakukan itu.” Abu Hurairah bertanya lagi :”Apakah Anda
menghalalkan jual beli dengan dokumen saja? Padahal rasulullah Saw.
melarang menjual makanan sampai dapat dimiliki. Lalu Marwan berpidato
dan melarang jual beli seperti itu (dengan dokumen saja), Sulaiman
mengatakan :” Aku melihat kepada pengawal yang mengambilnya dari
tangan orang-orang yang hadir.” (HR. al-Da>r qut}ni).
Menurut A.H. Siddiqui, bahwa dalam ekonomi Islam tidak dikenal adanya
perdagangan tanpa komoditas, yakni setiap transaksi harus siap obyek yang
sesungguhnya, karena perdagangan yang tidak siap komoditinya adalah
perdagangan uang dengan uang, dan yang demikian itu akan meningkatkan
harga semata tanpa ada tambahan komoditi dan mematikan barang di pasar,
perdagangan seperti ini adalah mengandung unsur riba.
عن ابن یسیر قال : سمعت ابا ھریرة یقول : ان رسول لله ص.م. قال : لا تلقوا الجلب
فمن تلقى فاشترى منھ فاذا اتا سیده السوق فھو بالخیار (رواه البخارى و مسلم)
Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Sirin, bahwasanya ia mendengar Abu
Hurairah mengatakan : Sesungguhnya Rasulullah Saw telah bersabda :
“Jangan kalian cegat pedagang di perjalanan (untuk membeli dagangannya
sebelum sampai di pasar) Barang siapa yang mencegatnya dan membeli
barang darinya, maka bila pedagang tersebut sampai di pasar (dan
mengetahui harga sebenarnya) maka ia mempunyai pilihan antara
membatalkan jual beli di perjalanan tadi atau mensahkannya”(HR. Bukhari
dan Muslim).
Mencegat penjual sebelum sampai di pasar adalah melakukan pembodohan
terhadap penjual atau menutup informasi harga di pasar kepada penjual, hal
tersebut bertentangan dengan prinsip keadilan dalam ekonomi Islam, salah
satu elemen terciptanya keadilan transaksi adalah keterbukaan informasi bagi
penjual dan pembeli.

d. Dibentuk lembaga pengawas independen; lembaga pengawas tersebut adalah
lembaga H{isbah, pada masa Rasulullah SAW. masih hidup lembaga ini
dijalankan sendiri oleh beliau, Rasulullah SAW. keluar masuk pasar
disamping untuk bermu’amalah dalam memenuhi kebutuhan hidup juga
melakukan fungsi pengawasan. Kebebasan dalam ekonomi Islam adalah
kebebasan yang dilandasi etika dan bertanggung jawab. Pada masa para
sahabat juga dilanjutkan praktek lembaga H{isbah, ‘Umar RA. mengangkat
seorang pengawas pasar pada masa pemerintahannya, dan ‘Umar RA. pernah
mengatakan :
لا یدخلن احد سوقنا حتى یتفقھ فى الدین, او حتى یتفقھ فى البیوع والربا
”Seseorang dilarang masuk pasar kami hingga ia memahami ajaran agama
Islam, atau paling tidak ia mengerti tata cara jual beli menurut Islam dan
memahami larangan riba.”
Dengan demikian ekonomi Islam berprinsip menghapuskan pengaruh
kekuatan ekonomi atas mekanisme harga. Sehingga pada dasarnya meskipun
Nabi SAW memberi ajaran tentang penentuan harga dalam sistem pasar,
bersamaan itu pula memberi dasar kerangka kerja pasar yang dapat diandalkan,
yakni kerangka kerja pasar yang memastikan perputaran supply dan demand
yang bebas dengan mengatur sikap individual melalui etika pasar
Diterbitkan di: 26 Desember, 2011